Belakangan ini istilah sunnah rasul jadi ungkapan yang ramai, saat ramainya juga terbatas yaitu cuma di hari kamis saja, tepatnya malam jum'at. Banyak status di sosial media yang berisi sekitar ungkapan “Sunnah Rasul”.
Tidak cuma di sosial media, dalam sosialisasi di kehidupan nyata juga seringkali kita mendengar istilah itu. Arti ini tak bermakna kalau seorang tengah menggerakkan semuanya tuntunan rasulullah dalam kehidupan keseharian, namun begitu menjurus, yaitu jalinan suami istri. Hingga waktu ada yang mengungkap, " Ingin sunnah rasul dahulu, gan! " jadi itu bukanlah bermakna ia tengah semangat menggerakkan perintah nabi, namun terkait dengan suami/istri.
Ungkpan Sunnah rasul mungkin saja ditujukan untuk jadi arti lantaran mengatakan jalinan tubuh pada suami dan istri masihlah dikira tabu atau vulgar, meskipun ada memamng sekian. Tetapi, apakah anda detuju dengan pemakaian arti itu? yang seolah-olah sunnah rasul hanya masalah tubuhiah pada suami serta istri belaka.
Sebaiknya kita susuri pemakaikaan ungkapan sunnah rasul. Pendapat menyebutkan kalau semua bermula dari hadits tersebut :
Barangsiapa lakukan jalinan suami istri pada malam Jumat (kamis malam) jadi pahalanya sama juga dengan membunuh 100 Yahudi. ”
Hadits yang lain ada dijelaskan sama juga dengan membunuh 1000, ada pula yang menyebutkan 7000 Yahudi.
Nah saudaraku, sesungguhnya bagaimana derajat hadits itu diatas, apakah shahih, dhaif atau palsu?
Hadits diatas akan tidak diketemukan dalam kitab manapun, baik himpunan hadits dhaif terlebih shahih. Hadits itu tak memiliki sanad ke teman dekat, terlebih ke Rasulullah SAW. Pada akhirnya bisa diambil kesimpulan kalau hadits “Sunnah Rasul” diatas yaitu sekalipun bukanlah hadits, itu hadits PALSU yang sudah dikarang oleh orang iseng, orang tak terang, dan sudah pasti tak bertanggung-jawab dengan mengatasnamakan Rasulullah SAW. Masya'allah
Bahkan juga kita akan tidak temukan satu-pun hadits Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai terkait suami istri pada malam-malam spesifik, termasuk juga malam Jum’at.
Saudaraku, bila akan terkait tubuh dengan pasangan sah-mu, janganlah mengutamakan hari-hari spesifik, lalu tambah baik itu diniatkan sebagai beribadah hingga dimulai dan disudahi dengan do’a. Terkait tubuh dengan pasangan sah yaitu adalah beribadah seperti sabda Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam :
Dalam kemaluanmu itu ada sedekah. ” Teman dekat lantas ajukan pertanyaan, “Wahai Rasulullah, apakah kita memperoleh pahala dengan menggauli istri kita? ” Rasulullah menjawab, “Bukankah bila kalian menyalurkan nafsu di jalan yang haram bakal berdosa? Jadi demikian halnya demikian sebaliknya, apabila disalurkan di jalan yang halal, kalian bakal berpahala. ” HR. Bukhari, Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah.
Mari STOP memakai ungkapan “Sunnah Rasul” sebagai pengganti dari arti terkait suami istri! Karenanya kekeliruan besar yang beresiko begitu jelek, bahkan juga dapat jadi dosa. Bahkan juga walau itu perkataan berbentuk “kode”, karenanya sama juga dengan menyuburkan kedustaan. Disebutkan berdusta lantaran menyampaikan satu hadits walau sebenarnya Rasulullah SAW tidak menyampaikan apa-apa pada yang disebutkan itu.
Mari saksikan kutipan percakapan sepasang suami istri di bawah ini :
Ayah : “Mah, nanti malam kita berburu dan membunuhi Yahudi yuk! ”
Ibu : “Maaf, pah, Yahudi nya telah habis” kode bila si ibu lagi datang bln./pms
Pasutri (pasangan suami istri) sangat terpaksa memakai bhs sandi itu supaya komunikasinya susah dipahami anaknya didalam tempat tinggal. Bercanda seperti ini cuma bakal menumbuh-suburkan kedustaan hadits itu.
Lalu, apa sih sesungguhnya Sunnah Rasul itu?
Pengertian yang benar mengenai Sunnah Rasul dalam Islam merujuk pada sikap, tingkah laku/aksi, perkataan dan langkah Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan hidupnya. Sunnah adalah sumber hukum ke-2 dalam Islam, sesudah Al-Quran. Cerita atau info yang di sampaikan oleh beberapa teman dekat mengenai sikap, aksi, perkataan serta langkah Rasulullah dikatakan sebagai hadits. Sedang Sunnah yang diperintahkan oleh Allah dimaksud Sunnatullah.
Sehari-harinya dan tingkah laku Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam adalah deskripsi kesempurnaan utuh seseorang manusia. Akhlak Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wassalam adalah kesempurnaan akhlak pada diri seorang yang perlu diikuti serta diteladani. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :
“Sungguh sudah ada pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu. ” QS Al Ahzab : 21.
Untuk seseorang Muslim, ikuti sunnah atau tak tidaklah satu “kebebasan memilih”. Sebab mengamalkan ajaran Islam sesuai sama garis yang sudah ditetapkan oleh Rasulullah adalah KEWAJIBAN yang perlu ditaati, seperti difirmankan dalam Al-Qur’an :
" Dan apa yang Rasul berikanlah untukmu, jadi terimalah ia, dan apa yang ia larang bagimu, jadi juhilah. ” Q. S. Al-Hasyr : 7
Sunnah adalah kunci untuk mengerti pesan-pesan Al-Qur’an dan sebagai piranti pengurai yang menunjuki dari dalil-dalil yang ada di dalamnya. Al-Qur’an di turunkan cuma berisi prinsip-prinsip basic dan hukum Islam dengan cara global sebagai ketentuan hidup, tengah sunnah mengajarkan panduan pengerjaannya ; jadi sunnah begitu dibutuhkan bila seorang akan mengamalkan dengan cara benar ajaran Islam manfaat jadi seseorang Muslim yang hakiki. Hal semacam ini dinyatakan dalam Al-Qur’an :
" Siapa yang patuh pada Rasul, jadi ia patuh pada Allah. ” Q. S. An-Nisaa' : 80
Adakah Sunnah Rasul yang ada keterkaitannya dengan kesibukan pada hari Jumat (atau malam Jum’at)? Di hari Jum'at atau pada malam Jum'at, kita disunnahkan untuk lakukan sebagian amalan sunnah di bawah ini "
1. Perbanyak membaca shalawat.
Rasulullah SAW bersabda :
" Perbanyaklah shalawat kepadaku pada pada hari Jum’at dan malam Jum’at. Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali pasti Allah bershalawat padanya sepuluh kali. ” (HR. Al Baihaqi)
2. Membaca Al-Qur’an terutama surat Al Kahfi. Rasulullah SAW bersabda :
" Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at bakal diberikan sinar baginya di antara dua Jum’at. ” (HR. Al Hakim)
3. Diluar itu, kita juga disunnahkan untuk perbanyak doa. Seperti sabda Rasulullah SAW :
" Hari Jum’at itu dua belas jam. Tak ada seseorang muslim juga yang memohon suatu hal pada Allah kurun waktu itu tetapi bakal dikabulkan oleh Allah. Jadi peganglah erat-erat (ingatlah kalau) akhir dari saat itu jatuh sesudah ‘ashar. ” (HR. Abu Dawud)
4. Membaca surat As-Sajdah serta Al-Insan dalam Sholat Subuh. Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda :
" Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam umum membaca pada shalat Shubuh di hari Jum’at “Alam Tanzil …” (surat As Sajdah) pada raka’at pertama serta “Hal ataa ‘alal insaani hiinum minad dahri lam yakun syai-am madzkuro” (surat Al Insan) pada raka’at ke-2. ” (HR. Muslim)
Berkaitan bacaan surh as-Sajadah, disarankan saat di rakaat pertama hingga pada bacaan ayat ke 15, imam sujud diikuti oleh makmum. Sesudah sujud, imam berdiri kembali membaca ayat selanjutanya hingga usai.
5. Shalat Jum’at, Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda :
" Salat Jumat itu harus atas setiap muslim dikerjakan dengan cara berjamaah kecuali empat kelompok yakni hamba sahaya, wanita, anak kecil serta orang sakit. ” (HR. Abu Daud serta Al Hakim)