(( SANGAT LUAR BIASA )) BANTUSEBARLUASKAN..!! INILAH " 10 BUDI PEKERTI ALA JAWA PRABOWO DAN PRESIDEN JOKOWI YANG TIDAK DI KETAHUI PUBLIK "



Banyak orang tidak memahami sikap serta kearifan Prabowo Subianto. Juga banyak yang tidak berhasil mengerti perbuatan serta kearifan Presiden Jokowi. Sikap serta perbuatan yang tercerminkan dalam keseharian serta kehidupan Prabowo serta Presiden Jokowi ternyata di pengaruhi ajaran Jawa yang di ajarkan oleh orangtua mereka : Soemitro Djojohadikoesoemo serta Noto Mihardjo. Mari kita pelajari budi pekerti ala Jawa Prabowo serta Presiden Jokowi yang bisa di tangkap serta tak dipahami oleh umum dengan hati senang ria riang suka sentosa bahagia suka ria merdeka menyanyi menari sesuka hati selalu selama-lamanya.

 Pertama, falsafah saja gumunan. Baik Prabowo ataupun Presiden Jokowi keduanya sama mengaplikasikan falsafah Jawa saja gumuman ini. Prabowo yang terlahir dalam gebyar prima ala Manado-Jawa terang tak mempunyai karakter mudah terpana serta terheran bakal kondisi di sekitarnya. Juga, Presiden Jokowi walau lahir serta pernah tinggal di bantaran sungai, ajaran ayahnya mengutamakan supaya Jokowi dengan kata lain Mulyono – menggenapi nama presiden NO TO NO GO RO – tak gampang kagetan. Kehidupan prihatin bikin mata hati Jokowi jadi lebih sensitif serta halus pada nasib sesama.

 Ke-2, tak mempercayai abang-abang lambe. Baik Prabowo ataupun Presiden Jokowi yaitu orang yang tidak mempercayai abang-abang lambe dengan kata lain polesan merah-merah bibir. Maknanya yaitu cuma polesan bibir saja tidak tulus hati, kalimat manis yang cuma enak didengarkan tanpa ada mempunyai arti. Prabowo bakal geram besar bila disajikan abang-abang lambe. Fadli Zon diceritakan pernah juga terkena bogem Prabowo karena tidak sesuai kata serta perbuatan pada 1998. Beritanya, Susilo Bambang Yudhoyono juga semasa belajar berbarengan Prabowo terkena hajar hingga sengkleh saat SBY memraktikkan yang dimaksud serta dipercayai Prabowo sebagai abang-abang lambe. Jokowi saat resmikan canangan menanam pohon di Kalimantan menyebutkan tidak ingin menanam 1 milyar pohon sebagai abang-abang lambe, cukup 2, 000 pohon tetapi terang menanamnya.

 Ketiga, tahu serta mengetahui sangkang mirowang. Prabowo serta Presiden Jokowi begitu mengetahu bila ada orang yang bakal lakukan sangkang mirowang dengan kata lain belagak dekat tetapi menendang. Rencana seperti ini dipercaya serta di ketahui oleh Prabowo. Karenanya, Prabowo lebih mempercayai orang yang telah terang, dari pada orang yang sangkang mirowang seperti Ical umpamanya serta beberapa partai yang pada akhirnya meninggalkan serta menendang Prabowo dari koalisi permanen. Presiden Jokowi juga di lingkaran Istana senantiasa siaga serta tahu siapa pemraktik sangkang mirowang di Istana serta lebih mempercayai orang yang telah lama mendukungnya dari pada seperti Ical yang barusan meninggalkan Prabowo. Orang seperti Jenderal Luhut Pandjaitan serta Johan Budi serta Teten Masduki atau Soetrisno Bachir semakin dapat diakui dari pada umpamanya Fahri Hamzah atau Tantowi Yahya atau Rieke Dyah Pitaloka meskipun.

 Ke empat, menjauhi brakithi angkara madu. Presiden Jokowi serta Prabowo sebagai orang yang begitu mengerti ajaran semut makan madu dengan cara rakus dengan kata lain korupsi. Perkataan Prabowo yang menohok Hatta Rajasa yang pemerintahannya berbarengan SBY bocor hingga beberapa ribu triliun rupiah terang memperlihatkan sikap anti korupsi Prabowo. Presiden Jokowi juga yang mengerti brakithi angkara madu terang tengah diuji berkaitan Revisi UU KPK oleh PDIP – sebagai partai terkorup ke-2 sesudah Golkar – konsistensinya. Dapatkan Presiden Jokowi tegas menampik pelemahan KPK. 


Ke lima, menjauhi sikap esuk dhele sore tempe. Prabowo dengan cara berkelanjutan tetaplah jadi oposisi. Prabowo tidak mau dikira mencla-mencle seperti beberapa rekan koalisinya. Tetaplah oposisi yang gawat membela bangsa. Presiden Jokowi juga bakal tetaplah koppig serta tidak ingin surut untuk kepercayaan benarnya serta menjauhi sikap esuk dhele sore tempe pagi kedelai sorenya jadi tempe dengan kata lain mencla-mencle. Ini dipraktikkan dalam masalah kereta cepat Jakarta-Bandung. Presiden Jokowi tidak ingin dimaksud eyang-eyung karepe alias tak miliki pendirian yang kuat, sukai berubah-ubah, lantaran kerap sangsi. Jadi tetaplah tegas meneruskan kereta cepat, walau disebut Faisal Basri sebagai proyek sesat fikir. 

Ke enam, dinamis serta mempercayai kombak kombuling kahanan, mobah mangkreting donya. Baik Prabowo ataupun Presiden Jokowi mempunyai kepercayaan yang kuat berkaitan dengan beragam pergantian, kalau dunia bergerak serta berputar, bertukar silih, datang serta pergi serta semua bakal alami pergantian. Dengan keyakininan seperti ini Prabowo ataupun Presiden Jokowi jadi begitu mengerti pergantian politik serta kehidupan hingga tak jadi gumunan sekalipun.

 Ketujuh, tengah hadapi nglangeni tai baya. Baik Prabowo ataupun Presiden Jokowi begitu mengerti sebagai beberapa nasionalis serta pencinta NKRI kalau memimpin Indonesia sekarang ini seperti tengah nglangeni tai baya alias tengah kerjakan pekerjaan yang begitu beresiko. Lawan yang perlu dihadapi yaitu mafia, koruptor, serta pasti teroris. 

Kedelapan, berani serta ora gigrih wulune salamba. Baik Prabowo ataupun Presiden Jokowi tidaklah penakut serta tidak akan gagal bulunya sehelai juga yang berarti tidak takut hadapi musuh. Keberanian Prabowo sebagai tentara sudah dapat dibuktikan di medan pertempuran menyabung nyawa di Timor Timur untuk NKRI. Presiden Jokowi juga tak menganal rasa takut serta tegas memimpin Indonesia jadi tambah baik. Saat ini Presiden Jokowi dengan filosofi dari ayahnya yang Jawa mesti berani mengenyahkan serta memenangkan perang melawan mafia migas serta Petral Muhammad Riza Chalid serta Setya Novanto dalam masalah Ayah Minta Saham yang mencatut nama Presiden Jokowi serta Wapres Juiceuf Kalla.

 Kesembilan, menjauhi karakter sugih pari angawak-awakake. Prabowo serta Presiden Jokowi yaitu pemimpin yang andhap asor dengan kata lain rendah hati serta menjauhi sugih pari angawak-awake – orang kaya umumnya membangga-banggakan diri serta merendahkan derajat orang lain yang dilihat di bawahnya seperti tingkah laku Hary Tanoe umpamanya dalam masalah SMS dengan Kejaksaan Agung. Kerendahan hati ini yang membawa keberhasilan baik untuk Prabowo ataupun Presiden Jokowi. 

Kesepuluh, menjauhi karakter tinggal tapak jero. Presiden Jokowi serta Prabowo mempunyai karakter yang begitu baik untuk jadi contoh. Arti tinggal tapak jero yaitu orang yang berniat memungkiri janji yang pernah disampaikannya seperti Amien Rais yang tidak penuhi janjinya jalan kaki dari Jogja ke Jakarta bila Prabowo-Hatta kalah melawan Jokowi – alam serta Allah SWT bakal menghukum orang yang tidak membayar janji atau nazar dengan semuanya bentuknya sebelumnya wafat dunia mesti dibayar. Wujud-wujud janji Presiden Jokowi dalam kampanye dalam Nawa Cita terang bakal di dukung oleh Prabowo lantaran mereka mempunyai budi pekerti ajaran bapak mereka. Tersebut kesepuluh ajaran budi pekerti ala Jawa yang menempel pada Presiden Jokowi serta Prabowo Subianto dalam intisarinya (1) saja gumuman, (2) abang-abang lambe dengan kata lain pencitraan, (3) sangkang mirowang, (4) brakithi angkara madu, (5) esuk dhele sore tempe, (6) kombak kombuling kahanan, mobah mangkreting donya, (7) nglangeni tai baya, (8) ora grigih wulune salamba, (9) sugih pari angawak-awake, serta andhap asor, (10) tinggal tapak jero. Tersebut ajaran yang mengagumkan dari Soemitro Djojohadikoesoemo, ayahanda Prabowo Subianto serta Noto Mihardjo ayahanda Presiden Jokowi. Salam bahagia ala saya. 

Sedetailnya : http :// www. kompasiana. com/ninoy/10-budi-pekerti-a-la-jawa-prabowo-dan-presiden-jokowi-yang-tak-diketahui-publik_56b6d40c8d7a613907d0afa1
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.