Masih terang dipikiran kita bahwa pada 9 Desember 2015 lantas, belasan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) butuh dirawat intensif dirumah sakit serta satu orang wafat lantaran keluhan mual, demam, serta mata kuning, serta menurut dokter, mahasiswa-mahasiswa itu terjangkit Hepatitis A.
Kenyataannya, menurut World Health Organization (WHO), Hepatitis A adalah penyakit hepar viral yang bisa memberi gejala ringan hingga berat. Jadi, ada yang sebatas rawat jalan serta di beri obat jalan, tetapi ada juga yang dilaporkan wafat. Hepatitis A ditransmisikan lewat makanan atau minuman yang terkontaminasi atau segera kontak dengan orang yang sudah terinfeksi. Kenyataannya, nyaris beberapa besar orang yang terjangkit hepatitis A bisa sembuh prima, tetapi ada beberapa yang terserang hepatitis fulminan serta hepatitis fulminan bisa mengakibatkan kematian pada hepatitis A. Hepatitis A bisa meledak dengan cara epidemik jadi satu wabah, seperti yang berlangsung di IPB ini.
Hepatitis A adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis A. Tak seperti hepatitis B serta C, infeksi hepatitis A sebenarnya tak mengakibatkan penyakit hepar kritis (menahun) serta tidak sering menyebabkan kematian. Hepatitis A cuma menyebabkan tanda-tanda yang memanglah mengganggu seperti mual, muntah, mata kuning, demam tinggi. Kematian yang berlangsung umumnya akibat dari hepatitis fulminan (tidak berhasil hati akut).
Hepatitis A berlangsung dengan cara sporadik serta epidemik dengan cara luas di belahan dunia manapun, dengan kecenderungan rekurensi/kekambuhan, dan bisa meledak jadi satu wabah seperti epidemik di Shanghai pada th. 1988 yang tentang sekitar 300. 000 orang.
Hepatitis A bisa memengaruhi kehidupan sehari-hari dari pasien, serta memerlukan saat dalam sebagian minggu hingga sebagian bln. untuk sembuh prima serta bisa bekerja kembali atau bersekolah kembali. Saat inkubasi dari hepatitis A umumnya 14 – 28 hari, dengan tanda-tanda enteng hingga berat. Tanda-tanda itu yaitu demam, lemas, kehilangan nafsu makan, diare, mual, muntah, ketidaknyamanan perut, urin berwarna gelap seperti teh, serta kuning pada kulit serta mata. Tak seluruhnya tanda-tanda itu dirasa oleh pasien yang alami hepatitis A. Mungkin hanya sebagian dari tanda-tanda itu.
Tanda-tanda yang dihadapi oleh pasien dewasa bakal lebih berat dari pada pasien anak-anak, dengan penambahan kematian yang lebih tinggi pada orang dewasa. Anak-anak dibawah 6 th. umumnya malah tak bergejala, serta hanya 10% yang menyebabkan tanda-tanda kuning, sedang pada orang dewasa, tanda-tanda bakal lebih terlihat serta 70% pasien dewasa mempunyai tanda-tanda kuning.
Siapapun yang berisiko terserang? Kita seluruhnya yg tidak melindungi kebersihan makanan, minuman yang dikonsumsi, hidup serumah dengan orang atau rekan atau keluarga yang sudah terjangkit hepatitis A sebelumnya, partner seksual dari pasien hepatitis A, atau bertandang ke ruang yang dengan cara endemisitas tinggi hepatitis A namun kita belum diimunisasi.
Diagnosis hepatitis A bisa ditegakkan dengan deteksi imunologi darah IgM-spesifik HAV serta IgG khusus HAV. Tes penambahan seperti PCR bisa mendeteksi RNA dari virus hepatitis A namn butuh dilakuakn di laboratorium yang maju.
Tak ada terapi atau obat yang khusus untuk hepatitis A. Pengobatan tanda-tanda memerlukan saat mingguan hingga bulanan. Obat yang didapatkan yaitu obat pereda tanda-tanda, seumpama tanda-tanda yang dikeluhkan demam di beri antidemam, tanda-tanda muntah di beri antimuntah, serta tentu pasien bakal diedukasi untuk terus makan makanan yang bernutrisi serta untuk banyak minum supaya terus melindungi keseimbangan cairan.
Lantaran tak ada obat yang khusus untuk virus hepatitis A, langkah yang paling bijak yaitu dengan pencegahan. Penambahan sanitasi serta vaksinasi hepatitis A adalah langkah efektif untuk mengatasi penyakit ini. *UPP